Rabu, 21 Desember 2011

CONTOH PROPOSAL LAPORAN AKHIR POLITEKNIK NEGERI MALAH (POLINEMA) 2011/2012


BAB 1
PENDAHULUAN
              Pada pendahuluan berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah dan tujuan.
1.1                   LATAR BELAKANG
              Di era globalisasi seperti sekarang banyak barang-barang yang terbuang dengan sia-sia. Banyak barang-barang setelah dipakai dan rusak maka barang tersebut dibuang. Oleh karena itu barang-barang tersebut telah menjadi rusak masih dapat dimanfaatkan dengan cara didaur ulang. Namun pendaur ulangan bahan-bahan yang tak terpakai tersebut masih sangat kurang. Begitu halnya dengan barang-barang bekas yang berbahan dasar PVC. Setelah melihat pada daerah Sawojajar maupun sekitarnya banyak sekali bahan PVC yang terbuang sia – sia tanpa ada pengolahan. Melihat hal tersebut penulis berupaya untuk menjadikan bahan bekas menjadi hal yang bermanfaat. Dengan cara pembuatan alat pencetak pipa dengan bahan daur ulang PVC yang telah penulis pelajari saat penulis melakukan praktek kerja lapangan. Maka dari itu penulis berfikir bahan PVC yang tidak terpakai akan diolah kembali menjadi pipa.
              Melihat hal tersebut penulis melakukan praktek kerja lapangan di pabrik pipa. Namun mesin-mesin produksi dalam pabrik tersebut masih manual, sehingga muncul pemikiran tentang pembuatan mesin pencetak pipa secara otomatis. Hal tersebut bertujuan untuk meminimalisir pekerja namun dapat menghasilkan hasil yang optimal. Meminimalisir pipa-pipa reject/pipa cacat , sehingga keuntungan yang diperoleh meningkat.
             
1.2                   RUMUSAN MASALAH
              Bedasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1.      Bagaimana cara membuat alat pencetak pipa secara otomatis dengan menggunakan program Smart Relay.
2.      Bagaimana cara membuat heater yang diatur oleh thermocouple untuk melelehkan bahan PVC.
3.      Membuat mesin penarik press yang sinkron dengan outputan pipa.
4.      Membuat mesin pemotong pipa otomatis.

1.3         Batasan Masalah
              Batasan-batasan masalah dalam pengerjaan laporan akhir adalah sebagai berikut :
1.      Pengoperasian pencetak alat hanya menggunakan program Smart Relay.
2.      Pensinkronan motor pemutar ekstruder dan motor kopling dengan menggunakan Variable Speed Drive (VSD).

1.4         Tujuan
              Tujuan laporan akhir yang ingin dicapai dalam pembuatan alat ini adalah sebagai berikut :
1.      Memanfaatkan barang – barang bekas berbahan PVC yang dapat di daur ulang kembali menjadi Pipa.
2.      Membuat alat pencetak yang otomatis sehingga meminimalisir pekerja dan mengoptimalkan hasil produksi.
3.      Meminimalisir pipa rejact akibat ketidak sinkronan putaran motor kopling dan keluarnya outputan pipa.

1.5         METODOLOGI
              Langkah – langkah yang dilakukan untuk merealisasikan alat/sistem yang telah direncanakan adalah sebagai berikut :
1.      Studi Literatur.
2.      Pembuatan alat.
3.      Pengujian alat.

1.6         SISTEMATIKA PENULISAN
              Sistematika penulisan dalam pembuatan laporan akhir ini meliputi langkah – langkah sebagai berikut :
BAB I.     Pendahuluan : meliputi berbagai uraian tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, metodologi dan sistematika penulisan.
BAB II.   Tinjauan Pustaka : meliputi uraian tentang teori yang mendukung dari alat maupun sistem ini.
BABIII. Metodologi :meliputi langkah – langkah yang dilakukan untuk merealisasikan alat atau sistem.
BAB IV. Perencanaan Pembuatan Alat dan Pengujian : meliputi tentang perencanaan pembuatan alat dan hasil pengujian.
BAB V.  Penutup : meliputi tentang kesimpulan dan saran terhadap alat yang dibuat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            Pada tinjauan pustaka berisikan tentang teori yang relevan dengan masalah yang diangkat dalam Laporan akhir.

2.1       PVC
            Polivinil klorida biasa disingkat PVC, adalah polimer thermoplastic urutan ketiga dalam hal jumlah pemakaian di dunia, setelah polietilena dan polipropilena. Di seluruh dunia, lebih dari 50% PVC yang diproduksi dipakai dalam konstruksi. Sebagai bahan bangunan, PVC relatif murah, tahan lama, dan mudah dirangkai. PVC bisa dibuat lebih elastis dan fleksibel dengan menambahkan plasticizer, umumnya ftalat. PVC yang fleksibel umumnya dipakai sebagai bahan pakaian, perpipaan, atap, dan insulasi kabel listrik. PVC diproduksi dengan cara polimerisasi monomer vinil klorida (CH2=CHCl). Karena 57% massanya adalah klor, PVC adalah polimer yang menggunakan bahan baku minyak bumi terendah di antara polimerlainnya. Proses produksi yang dipakai pada umumnya adalah polimerisasi suspensi. Pada proses ini, monomer vinil klorida dan air diintroduksi ke reaktor polimerisasi dan inisiator polimerisasi, ersama bahan kimia tambahan untuk menginisiasi reaksi. Kandungan pada wadah reaksi terus-menerus dicampur untuk mempertahankan suspensi dan memastikan keseragaman ukuran partikel resin PVC. Reaksinya adalaheksotermik, dan membutuhkan mekanisme pendinginan untuk mempertahankan reaktor pada temperatur yang dibutuhkan. Karena volume berkontraksi selama reaksi (PVC lebih padat dari pada monomer vinil klorida), air secara kontinu ditambah ke campuran untuk mempertahankan suspensi.
Ketika reaksi sudah selesai, hasilnya, cairan PVC, harus dipisahkan dari kelebihan monomer vinil klorida yang akan dipakai lagi untuk reaksi berikutnya. Lalu cairan PVC yang sudah jadi akan disentrifugasi untuk memisahkan kelebihan air. Cairan lalu dikeringkan dengan udara panas dan dihasilkan butiran PVC. Pada operasi normal, kelebihan monomer vinil klorida pada PVC hanya sebesar kurang dari 1 PPM. Proses produksi lainnya, seperti suspensi mikro dan polimerisasi emulsi, menghasilkan PVC dengan butiran yang berukuran lebih kecil, dengan sedikit perbedaan sifat dan juga perbedaan aplikasinya. Produk proses polimerisasi adalah PVC murni. Sebelum PVC menjadi produk akhir, biasanya membutuhkan konversi dengan menambahkanheat stabilizerUV stabilizerpelumasplasticizer, bahan penolong proses, pengatur thermal, pengisi, bahan penahan api, biosida, bahan. 

2.2       Zelio Logic Smart Relay
Zelio Logic Smart Relay Smart relay adalah suatu alat yang dapat diprogram oleh suatu bahasa tertentu yang biasa digunakan pada proses automasi. Smart relay memiliki ukuran yang kecil dan relatif ringan. Zelio Logic smart relay didesain untuk sistem otomatis yang biasa digunakan pada aplikasi industri dan komersial. Untuk keperluan industri biasanya digunakan untuk aplikasi penyelesaian yang mudah ,memaket , dan ketika proses produksi. Selain itu juga digunakan untuk mesin-mesin yang berskala kecil sampai dengan yang berskala besar dan terkadang juga digunakan untuk home industri. Untuk sektor komersial atau bangunan biasa digunakan untuk alat penggulung, pintu masuk, instalasi listrik, compressor dan lain-lain yang menggunakan sistem automasi. Terdapat 2 tipe smart relay yaitu tipe compact dan tipe modular. Perbedaannya adalah pada tipe modular dapat ditambahklan extension module sehingga dapat ditambahkan input dan output. Meskipun demikian penambahan modul tersebut tetap terbatas hanya bisa ditambahkan sampai dengan 40 I/O. Selain itu untuk tipe modular juga dapat dimonitor dengan jarak jauh dengan penambahan modul.
 Fungsi smart relay merupakan suatu bentuk khusus dari pengontrol berbasis mikroprosesor yang memanfaatkan memori yang dapat diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi dengan aturan tertentu dan dapat mengimplementasikan fungsi-fungsi khusus seperti fungsi logika, sequencing, pewaktuan (timing), pencacahan (counting) dan aritmetika dengan tujuan mengontrol mesin-mesin dan proses-proses yang akan dilakukan secara otomatis dan berulang-ulang. Smart relay ini dirancang sebaik mungkin agar mudah dioperasikan dan dapat diprogram oleh non-programmer khusus. Oleh karena itu perancang smart relay telah menempatkan sebuah program awal (interpreter) di dalam piranti ini yang memungkinkan pengguna menginput program-program kontrol sesuai dengan kebutuhan mereka dalam suatu bentuk bahasa pemrograman yang relatif sederhana dan mudah untuk dimengerti dan dapat diubah atau diganti dengan mudah sesuai dengan kebutuhan. Pemrograman yang digunakan pada smart relay telemecanique adalah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara menggunakan tombol-tombol yang terdapat pada smart relay sehingga dapat mengubah program secara langsung dengan smart relay tersebut. Selain itu pemrograman juga dapat menggunakan komputer yang menggunakan software "Zelio Soft 2".
Cara kerja smart relay pertama adalah memeriksa kondisi input. Smart relay akan memeriksa setiap input yang ada. Kemudian semuanya akan diinputkan ke dalam memori. Langkah kedua adalah mengeksekusi program pada suatu instruksi. Sehingga kerja smart relay adalah berdasarkan program. Setiap kondisi ditentukan oleh programnya. Langkah terakhir smart relay mengatur status pada perangkat keluaran. Dapat kita lihat bahwa smart relay sangat penting dalam suatu proses. Keuntungan menggunakan Smart Relays adalah
• Pemrograman yang sederhana. Dengan adanya layar LCD yang besar dengan backlight memungkinkan dilakukannya pemrograman melalui front panel atau menggunakan Zelio Soft 2 Software
• Instalasi yang mudah.
• Harga lebih murah dibandingkan dengan menggunakan PLC.
• Fleksibel, kompak dan dapat ditambahkan modul tambahan bila diperlukan, dual programming language, dan multiple power capabilities (12VDC, 24VDC, 24VAC dan 120VAC).
Open connectivity. Sistem Zelio dapat dimonitor secara jarak jauh dengan cara menambahkan extension modul berupa modem. Juga tersedia modul modbus sehingga Zelio dapat menjadi slave PLC dalam suatu jaringan PLC
2.2.1.      Smart Relay Telemecanique SR3B261BD
            Smart relay yang digunakan adalah merk Telemecanique SR3B261BD yang dibuat oleh pabrikan Schneider. Smart relay ini merupakan Smart relay modular yang dapat diexpand. Software yang digunakan untuk Smart relay ini adalah Zelio Soft 2 yang menggunakan bahasa ladder diagram atau bisa juga menggunakan function block diagram. Smart relay yang digunakan dapat di expand sesuai dengan kebutuhan. Sehingga input maupun output dapat ditambahkan pada Smart Relay ini. Smart relay ini juga memiliki layar yang dapat digunakan untuk melihat maupun mengganti program yang telah diinput ke dalam Smart relay ini. Pada layar tersebut juga terdapat backlight yang digunakan untuk menerangi layar tersebut untuk memudahkan pembacaan pada layar tersebut. Smart relay ini juga memiliki data backup yang dilakukan oleh EEPROM Flash memory. Komunikasi yang digunakan adalah jaringan Modbus. Smart relay ini memiliki range power supply yang 24 VDC. Batasan tegangan supplynya adalah 19,2-30 VDC. Arus nominalnya 70 mA tanpa extensions jika menggunakan extensions 180 mA.

Gambar 2.1. Smart Relay Telemecanique SIZ3B261BD buatan Schneider Sumber : Schneider Electric (2007)
            Dalam gambar di atas dapat kita lihat terdapat layar yang dapat digunakan untuk melakukan pemrograman secara langsung dan smart relay tanpa harus menggunakan perangkat komputer. Dengan adanya tombol-tombol yang telah disediakan kita dapat memprogram dengan lebih mudah. 
Gambar 2.2. Zelio smart logic modular dan I/O module tambahan. Sumber : Schneider Electric (2007)
            Zelio logic tipe modular yang dapat ditambahkan module sesuai dengan kebutuhan. Tetapi penambahan module cukup terbatas. Hanya sampai 40110 saja. Smart relay ini memiliki performa yang cukup baik dibandingkan dengan Smart relay yang lain karena memiliki bentuk yang kecil dan relatif lebih ringan dan memiliki jumlah input dan output yang cukup banyak dibandingkan dengan Smart relay lain yang seukuran dan juga terdapat layar untuk memudahkan pengontrolan. Programming dan instalasi yang mudah, Zelio Logic sangat cocok untuk semua aplikasi. Zelio Logic ini juga fleksibel menawarkan dua macam opsi, yang pertama adalah compact version dimana pada versi ini memiliki konfigurasi yang fix, sedangkan untuk yang kedua yaitu Modular version, dapat ditambahkan Extension Modules serta 2 bahasa programming (1-.BD atau ladder). Cara pemrograman dapat dilakukan dengan dua cara :
• Secara independen, menggunakan tombol-tombol pada Zelio Logic smart relay (ladder languange)
• Menggunakan pemrograman pada PC menggunakan "Zelio Soft 2 2" software.
2.2.2.      Input dan Output (I/O)
            Smart relay ini memiki jumlah input 16 yang terdiri dari analog dan digital dan memiliki output 10 relay normally open. Smart relay ini juga dapat digabungkan dengan modul tambahan sehingga dapat memperbanyak jumlah input maupun jumlah output sampai dengan total jumlah 40 110. Untuk discrete input memiliki tegangan nominal 24 V dan arusnya 4 mA dan untuk input analog 0-10 atau 0-24 VDC. Impedansi inputnya 12KS2. Untuk response time jika menggunakan diagram ladder memerlukan 50 ms dan jika menggunakan block diagram memerlukan minimal 50 ms dan maksimal 255 ms, sedangkan untuk perangkat keluaran (output) terdapat 2 tipe karakteristik yaitu relay dan transistor. Untuk relay tipenya adalah normally open yang akan menyala jika diberi logic 1 dan akan mati jika diberi logic 0. Batas beroprasinya 5-30 VDC dan 24-250 VAC. Arus thermalnya 8 output bernilai 8A dan 2 output bernilai 5A. Kapasitas switching minimal adalah 101nA. Time response untuk trip 10 ms dan untuk reset 5 ms. Untuk transistor batas operasinya 19,2-30 V. Beban nominal tegangan 24 VDC dan arusnya 0,5 A. Time respone untuk trip dan resetnya kurang dari 1 ms, I/O pada smart relay inl dapat diberi modul tambahan sesuai dengan kebutuhan tetapi terdapat keterbatasan dalam penambahan. Untuk analogue I/O extension modules dengan 4 I/O, suplai menggunakan 24 VDC, Discrete I/O extension modules dengan 6 ,10, 14 I/O, suplai melalui Zelio Logic smart relay dengan voltage yang sama.
2.1.3. Software Zelio Soft 2
          Pemrograman yang dipakai pada smart relay ini adalah menggunakan software zelio Soft 2, Bahasa pemrograman yang dipakai adalah Ladder Diagram (LD) dan Function Block Diagram (FED), Pada gambar 2.5 dapat kita lihat contoh layout program yang menggunakan ladder diagram.

Gambar 2.3. LADDER language pada Zelio Solt 2 Sumber : Schneider Electric (2007)
          Pada ladder language terdapat dua macam simbol yang dapat digunakan yaitu ladder symbol dan electrical symbol. Pada ladder symbol terdapat 120 baris yang dapat digunakan untuk program. Fitur-fitur yang ada adalah timer, yang digunakan untuk menghitung delay baik on/off. Counter yang digunakan untuk menghitung maju atau mundur. Analogue comparator dan counter comparator yang digunakan untuk membandingkan. Clock yang digunakan untuk range waktu yang valid selama melakukan proses. Control relay yang digunakan sebagai internal relay. Input dan output koil dan juga terdapat kolom comment untuk memberi komentar pada tiap barisnya. Sedangkan gambar 2.6 adalah contoh layout yang menggunakan FBD language. FBD menyediakan graphical programming yang berdasarkan kegunaan dari function block.

Gambar 2.4. FBD language pada Zelio Soft 2 Sumber : Schneider Electric (2007)
          Selain itu Software ini juaa dapat digunakan untuk simulasi, monitoring, dan pengawasan. Selain itu juga dapat mengupload dan mendownload program, dapat dibuat dalam bentuk File, mengcompile, program secara otomatis, selain itu juga terdapat menu on-line help. 
Gambar 2.5. Mode simulasi pada Zelio Soft 2 Sumber : Schneider Electric (2007)
          Gambar 2.5 adalah gambar tampilan mode simulasi pada Zelio Soft 2 2 yang digunakan untuk mensimulasikan program sehingga kita dapat mencoba program tersebut tanpa menggunakan smart relay. Dengan mode ini kita dapat mengatur I/O nya pada real time maupun accelerated time. Sehingga kita dapat mengetahui kebenaran program tersebut tanpa harus mengoneksikan smart relay terlebih dahulu.

Gambar 2.6. Mode monitoring windows Sumber : Schneider Electric (2007, p.3)
          Gambar 2.6. adalah gambar display monitoring. Dengan mode ini kita dapat mengeksekusi program dengan smart relay. Mode ini diperlukan untuk mempermudah pengontrolan dalam suatu plan. Pada mode ini kita dapat melakukan kontrol terhadap plan yang ada seperti mengaktilkan input, output, control relay. 
Gambar 2.7. Time program simulation Zelio Soft 2 Sumber : Schneider Electric (2007, p.4)
          Gambar 2.7. menunjukkan mode simulasi menyediakan program untuk di debug dengan simulasi pada software workshop host computer. Fungsi ini disediakan untuk simulator waktu yang dimodifikasi dengan setting sampai 3 detik sebelum program dijalankan.

2.3       Variable Speed Drive
                Aplikasi variable speed banyak  diperlukan dalam industri. Jika sebelumnya banyak dipergunakan system mekanik, kemudian beralih ke motor slip/ pengereman maka saat ini banyak menggunakan semikonduktor. Tidak seperti softstarter yang mengolah level tegangan, inverter menggunakan frekuensi tegangan masuk untuk mengatur speed motor. Seperti diketahui, pada kondisi ideal (tanpa slip).
RPM =
            Dimana:
            RPM    : Speed Motor (RPM)
            F          : Frekuensi (Hz)
            P          : Kutup motor (pole)
            Jadi dengan memainkan perubahan frekuensi tegangan yang masuk pada motor, speed akan berubah. Karena itu inverter disebut juga Variable Frequency Drive. Prinsip kerja inverter yang sedehana adalah :
  • Tegangan yang masuk dari jala jala 50 Hz dialirkan ke board Rectifier/ penyearah DC, dan ditampung ke bank capacitor. Jadi dari AC di jadikan DC.
  • Tegangan DC kemudian diumpankan ke board inverter untuk dijadikan AC kembali dengan frekuensi sesuai kebutuhan. Jadi dari DC ke AC yang komponen utamanya adalah Semiconduktor aktif seperti IGBT. Dengan menggunakan frekuensi carrier (bisa sampai 20 kHz), tegangan DC dicacah dan dimodulasi sehingga keluar tegangan dan frekuensi yang diinginkan.
Untuk pemasangan inverter sebaiknya juga dipasang unit pengaman hubung singkat seperti Seconductor Fuse atau bisa juga Breaker. Ini seperti pada pemasangan softstarter hanya saja tanpa contactor bypass.
Pengontrolan start, stop, jogging dll bisa dilakukan dengan dua cara yaitu via local dan remote. Local maksudnya adalah dengan menekan tombol pada keypad di inverternya. Sedangkan remote dengan menghubungkan terminal di board control dengan tombol external seperti push button atau switch. Masing masing option tersebut mempunyai kelemahan dan keunggulan sendiri sendiri.
Frekuensi dikontrol dengan berbagai macam cara yaitu : melalui keypad (local), dengan external potensiometer, Input 0 ~ 10 VDC , 4 ~ 20 mA atau dengan preset memori. Semua itu bisa dilakukan dengan mengisi parameter program yang sesuai.
Beberapa parameter yang umum dipergunakan/ minimal adalah sebagai berikut (istilah/nama parameter bisa berbeda untuk tiap merk) :
  • Display : Untuk mengatur parameter yang ditampilkan pada keypad display.
  • Control : Untuk menentukan jenis control local/ remote.
  • Speed Control : Untuk menentukan jenis control frekuensi reference
  • Voltage : Tegangan Suply Inverter.
  • Base Freq. : Frekuensi tegangan supply.
  • Lower Freq. : Frekuensi operasi terendah.
  • Upper Freq. : Frekuensi operasi tertinggi.
  • Stop mode : Stop bisa dengan braking, penurunan frekuensi dan di lepas seperti starter DOL/ Y-D.
  • Acceleration : Setting waktu Percepatan.
  • Deceleration : Setting waktu Perlambatan.
  • Overload : Setting pembatasan arus.
  • Lock : Penguncian setting program.
Jika beban motor memiliki inertia yang tinggi maka perlu diperhatikan beberapa hal dalam acceleration dan deceleration. Untuk acceleration/ percepatan akan memerlukan torsi yang lebih, terutama pada saat start dari kondisi diam.
Pada saat deceleration/ perlambatan, energi inertia beban harus didisipasi/ dibuang. Untuk perlambatan dalam waktu singkat atau pengereman, maka energi akan dikembalikan ke sumbernya. Motor dengan beban yang berat pada saat dilakukan pengereman akan berubah sifat menjadi “generator”. Jadi energi yang kembali ini akan masuk ke dalam DC Bus Inverter dan terakumulasi di sana karena terhalang oleh rectifier. Sebagai pengamanan, inverter akan trip jika level tegangan DC Bus melebihi batas yang ditoleransi. 
Untuk mengatasi tripnya inverter dalam kondisi ini diperlukan resistor brake. Resistor brake akan membuang tegangan yang lebih dalam bentuk panas. Besar kecilnya resistor brake ini sangat tergantung dengan beban dan siklus kerja inverter.
2.4       Thermocople
            Thermocouple merupakan sensor suhu yang banyak dipakai di dunia perindustrian. Tipenya terdiri dari berbagai macam, antara lain : Tipe B, R, S, K, E, J, T yang disesuaikan dengan kebutuhan dunia industri. Disamping itu material protection tubenya pun tersedia dalam berbagai ukuran dan jenis material dari SUS 304, SUS 316, SUS 310, Sandvik P4, Inconel 600, Inconel 800, Titanium, UMCO 50, Alsint 99.7%, Pythagoras, Silicon Nitride, dan Silicon Carbide. Sedangkan untuk kabel dari thermocouple ke transmitter umumnya dibuat 1 pair cable (2 kabel).
Adapun beberapa kelebihan yang dimiliki oleh Thermocouple, antara lain :
  1. Spesifikasi lebih beragam
  2. Biaya rendah (low cost), dan
  3. Kisaran temperatur luas sehingga dapat disesuaikan sampai temperature tinggi.
  4. Waktu respon cepat
Sedangkan kekurangannya terdiri dari :
  1. Sensitivitasnya rendah
  2. Membutuhkan suhu referensi
  3. Nonlinearity
Tetapi kekurangan utamanya terletak pada, terbatasnya akurasi sistem kesalahan kurang dari 1º C yang sulit dicapai.
Material & Designation
Operating
Temperatur (º C)
Features
Continuous
Maximum
SUS 304
800
900
Heat resistance and good corrosion resistance
SUS 316
800
900
Acid resistance, Alkali resistance and excellent corrosion resistance, High molybdenum content
SUS 310
950
1050
Distinguished by resistance to the effect of acida and impact strength at high temperature
Sandvik P4
1100
1125
Heat resistance, abrasion resistance and anti-sulfur / for the use of coment industrial
Inconel 600
1180
1125
High nickel, high chromium content for resistance to oxidizing and reducing environment, for severely corosive environment at elevated temperatures
Inconel 800
870
1000
Strong and resistant to oxcidation and carburization at elevated temp. resistant sulfur attack, internal oxidation scaling and corrosion in wide variety of atmospheres
Titanium
1100
1150
Anti-Hnydrohioric acid. Anti-nitric acid. Corrosion resistant, acid resistance better than Inconel 600
UMCO 50
1100
1200
Acid resistance and Alkali resistance batter than SUS 316 for the use of cemical industry

2.4.2    Non Metal Protection Tube
Al2O2  99,8%

MULLITE
Continuous
Temp. (º C)
Maximum
Temp. (º C)

Continuous
Temp. (º C)
Maximum
Temp. (º C)
1600
1950

1600
1950
Is the highest of alumina commercially available and is both danse and fine grained. Because of it's overall performance, it has be come the work horse of the aluminas in applications such as noble metal thermocouple protection tube.

Is danse Mullite without a glassy binder phase. It resists both chlorine and other halogen gases which attack silica and alumina at high temperature.




BAB III
METODOLOGI
            Pada Metodologi berisikan tentang skema rencana penyelesaian Laporan Akhir dan pengerjaan alat, metode penyelesaian masalah, dan diagram alir sistem kerja alat.
3.1       Skema Rencana Penyelesaian Laporan Akhir

3.2       Metode Penyelesaian Masalah
            3.2.1    Cara Membuat Alat Pencetak Pipa Otomatis
Membuat alat pencetak pipa secara otomatis adalah dengan menggunakan program smart relay yang mempunyai fungsi sama seperti PLC namun I/O smart relay lebih sedikit. Smart relay berfungsi sebagai kontrol utama mesin pencetak pipa untuk berproduksi. Smart relay berfungsi mengontrol kinerja seluruh komponen mesin pencetak pipa.
            3.2.2    Cara Membuat Heater yang Diatur Dengan Thermocouple
Heater berfungsi sebagai komponen peleleh bahan PVC, namun heater panas yang dihasilkan oleh heater tidak boleh sembarangan. Karena apabila suhu yang dihasilkan oleh heater terlalu panas akan menjadikan bahan PVC gosong, dan apabila heater menghasilkan suhu yang kurang panas maka akan merusak ekstruder dan barel. Sebab tekanan yang diberikan oleh bahan PVC yang terus terdorong oleh ekstruder.
Untuk menyiasati hal tersebut maka suhu yang harus dihasilkan oleh heater tidak boleh sama. Heater yang terpasang dalam mesin pencetak pipa ada 3, heater 1 adalah heater yang terletak dekat input bahan bersuhu tidak terlalu panas. Pada heater 2, suhu diseting lebih panas  melebihi heater 1, karena pada heater 2 terdapat saringan yang menyaring bahan PVC dari benda-benda asing yang dapat mengurangi kualitas pipa. Dan heater 3, suhu diseting sangat panas dan sanggup melelehkan bahan PVC dengan sempurna.
Suhu heater 1, 2 dan 3 kerjanya diatur oleh thermocouple. Pada saat heater sudah mencapai posisi suhu yang ditentukan, maka thermocouple akan menghentikan kerja heater untuk sementara waktu, dan pada saat itu blower hidup untuk menurunkan suhu pada ekstruder. Dan setelah beberapa saat setelah suhu mencapai range yang telah ditentukan maka heater kembali bekerja dan blower mati kembali. Hal tersebut terjadi terus menerus.
3.2.3    Membuat Mesin Penarik Press Yang Sinkron Dengan Keluaran Pipa.
                        Pengaturan kecepatan penarik press haruslah sama dengan keluaran pipa, hal tersebut bertujuan untuk mengurangi atau meminimalisir terjadinya pipa reject. Terjadinya pipa reject karena ketidak sinkronnya keluaran pipa dari ekstruder dengan putaran mesin penarik press. Apabila mesin penarik press terlalu cepat dari keluaran pipa, maka menghasilkan pipa yang berlubang atau sobek. Apabila mesin penarik press terlalu lambat putarannya dari keluaran pipa maka menghasilkan pipa yang berkerut atau bergelombang sehingga permukaan pipa tidak rata dan tidak sesuai dengan yang diinginkan.
                        Oleh karena itu untuk mengatur kecepatan dari mesin penarik press yang sinkron dengan keluaran pipa dari ektruder dengan menggunakan Variable Speed Drive (VSD). Variable Speed Drive (VSD) di hubungkan dengan motor penarik press dan sebuah sensor yang letakkan pada keluaran pipa yang selalu memonitor keluaran pipa sehingga putaran mesin penarik press sinkron dengan keluaran pipa.




2 komentar: