BAB
1
PENDAHULUAN
Pada
pendahuluan berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah
dan tujuan.
1.1
LATAR
BELAKANG
Di era globalisasi seperti
sekarang banyak barang-barang yang terbuang dengan sia-sia. Banyak
barang-barang setelah dipakai dan rusak maka barang tersebut dibuang. Oleh
karena itu barang-barang tersebut telah menjadi rusak masih dapat dimanfaatkan
dengan cara didaur ulang. Namun pendaur ulangan bahan-bahan yang tak terpakai
tersebut masih sangat kurang. Begitu halnya dengan barang-barang bekas yang
berbahan dasar PVC. Setelah melihat pada daerah Sawojajar maupun sekitarnya
banyak sekali bahan PVC yang terbuang sia – sia tanpa ada pengolahan. Melihat
hal tersebut penulis berupaya untuk menjadikan bahan bekas menjadi hal yang
bermanfaat. Dengan cara pembuatan alat pencetak pipa dengan bahan daur ulang
PVC yang telah penulis pelajari saat penulis melakukan praktek kerja lapangan. Maka
dari itu penulis berfikir bahan PVC yang tidak terpakai akan diolah kembali
menjadi pipa.
Melihat hal tersebut penulis
melakukan praktek kerja lapangan di pabrik pipa. Namun mesin-mesin produksi
dalam pabrik tersebut masih manual, sehingga muncul pemikiran tentang pembuatan
mesin pencetak pipa secara otomatis. Hal tersebut bertujuan untuk meminimalisir
pekerja namun dapat menghasilkan hasil yang optimal. Meminimalisir pipa-pipa
reject/pipa cacat , sehingga keuntungan yang diperoleh meningkat.
1.2
RUMUSAN
MASALAH
Bedasarkan latar
belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
sebagai berikut :
1.
Bagaimana cara membuat alat pencetak
pipa secara otomatis dengan menggunakan program Smart Relay.
2.
Bagaimana cara membuat heater yang
diatur oleh thermocouple untuk melelehkan bahan PVC.
3.
Membuat mesin penarik press yang sinkron
dengan outputan pipa.
4.
Membuat mesin pemotong pipa otomatis.
1.3 Batasan Masalah
Batasan-batasan
masalah dalam pengerjaan laporan akhir adalah sebagai berikut :
1.
Pengoperasian pencetak alat hanya
menggunakan program Smart Relay.
2.
Pensinkronan motor pemutar ekstruder dan
motor kopling dengan menggunakan Variable Speed Drive (VSD).
1.4 Tujuan
Tujuan laporan akhir yang ingin dicapai dalam pembuatan
alat ini adalah sebagai berikut :
1.
Memanfaatkan barang – barang bekas
berbahan PVC yang dapat di daur ulang kembali menjadi Pipa.
2.
Membuat alat pencetak yang otomatis
sehingga meminimalisir pekerja dan mengoptimalkan hasil produksi.
3.
Meminimalisir pipa rejact akibat ketidak
sinkronan putaran motor kopling dan keluarnya outputan pipa.
1.5 METODOLOGI
Langkah – langkah yang dilakukan untuk merealisasikan
alat/sistem yang telah direncanakan adalah sebagai berikut :
1.
Studi Literatur.
2.
Pembuatan alat.
3.
Pengujian alat.
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan dalam pembuatan laporan akhir ini
meliputi langkah – langkah sebagai berikut :
BAB
I. Pendahuluan : meliputi
berbagai uraian tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, metodologi dan sistematika penulisan.
BAB
II. Tinjauan Pustaka :
meliputi uraian tentang teori yang mendukung dari alat maupun sistem ini.
BABIII.
Metodologi :meliputi langkah – langkah yang
dilakukan untuk merealisasikan alat atau sistem.
BAB
IV. Perencanaan Pembuatan Alat dan Pengujian : meliputi
tentang perencanaan pembuatan alat dan hasil pengujian.
BAB
V. Penutup : meliputi
tentang kesimpulan dan saran terhadap alat yang dibuat.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Pada
tinjauan pustaka berisikan tentang teori yang relevan dengan masalah yang
diangkat dalam Laporan akhir.
2.1 PVC
Polivinil
klorida biasa disingkat PVC, adalah polimer thermoplastic
urutan ketiga dalam hal jumlah pemakaian di dunia, setelah polietilena dan polipropilena. Di seluruh dunia, lebih dari 50% PVC yang diproduksi
dipakai dalam konstruksi. Sebagai bahan bangunan, PVC relatif murah, tahan
lama, dan mudah dirangkai. PVC bisa dibuat lebih elastis dan fleksibel dengan
menambahkan plasticizer, umumnya ftalat. PVC yang fleksibel umumnya dipakai
sebagai bahan pakaian, perpipaan, atap, dan insulasi kabel listrik. PVC
diproduksi dengan cara polimerisasi monomer vinil
klorida (CH2=CHCl).
Karena 57% massanya adalah klor, PVC adalah polimer yang
menggunakan bahan baku minyak bumi terendah di antara polimerlainnya. Proses produksi
yang dipakai pada umumnya adalah polimerisasi
suspensi. Pada
proses ini, monomer vinil klorida dan air diintroduksi ke reaktor polimerisasi
dan inisiator polimerisasi, ersama bahan kimia tambahan untuk menginisiasi
reaksi. Kandungan pada wadah reaksi terus-menerus dicampur untuk mempertahankan
suspensi dan memastikan keseragaman ukuran partikel resin PVC. Reaksinya adalaheksotermik, dan membutuhkan mekanisme pendinginan untuk mempertahankan
reaktor pada temperatur yang dibutuhkan. Karena volume berkontraksi selama
reaksi (PVC lebih padat dari pada monomer vinil klorida), air secara kontinu
ditambah ke campuran untuk mempertahankan suspensi.
Ketika reaksi sudah selesai,
hasilnya, cairan PVC, harus dipisahkan dari kelebihan monomer vinil klorida
yang akan dipakai lagi untuk reaksi berikutnya. Lalu cairan PVC yang sudah jadi
akan disentrifugasi untuk memisahkan kelebihan air. Cairan lalu dikeringkan
dengan udara panas dan dihasilkan butiran PVC. Pada operasi normal, kelebihan
monomer vinil klorida pada PVC hanya sebesar kurang dari 1 PPM. Proses produksi lainnya, seperti
suspensi mikro dan polimerisasi emulsi, menghasilkan PVC dengan butiran yang
berukuran lebih kecil, dengan sedikit perbedaan sifat dan juga perbedaan
aplikasinya. Produk proses polimerisasi adalah PVC murni. Sebelum PVC menjadi
produk akhir, biasanya membutuhkan konversi dengan menambahkanheat
stabilizer, UV
stabilizer, pelumas, plasticizer, bahan penolong proses, pengatur thermal,
pengisi, bahan penahan api, biosida, bahan.
2.2 Zelio Logic Smart Relay
Zelio
Logic Smart Relay Smart relay adalah suatu alat yang dapat diprogram oleh suatu
bahasa tertentu yang biasa digunakan pada proses automasi. Smart relay memiliki
ukuran yang kecil dan relatif ringan. Zelio Logic smart relay didesain untuk
sistem otomatis yang biasa digunakan pada aplikasi industri dan komersial.
Untuk keperluan industri biasanya digunakan untuk aplikasi penyelesaian yang
mudah ,memaket , dan ketika proses produksi. Selain itu juga digunakan untuk
mesin-mesin yang berskala kecil sampai dengan yang berskala besar dan terkadang
juga digunakan untuk home industri. Untuk sektor komersial atau bangunan biasa
digunakan untuk alat penggulung, pintu masuk, instalasi listrik, compressor dan
lain-lain yang menggunakan sistem automasi. Terdapat 2 tipe smart relay yaitu
tipe compact dan tipe modular. Perbedaannya adalah pada tipe modular dapat
ditambahklan extension module sehingga dapat ditambahkan input dan output.
Meskipun demikian penambahan modul tersebut tetap terbatas hanya bisa
ditambahkan sampai dengan 40 I/O. Selain itu untuk tipe modular juga dapat
dimonitor dengan jarak jauh dengan penambahan modul.
Fungsi smart relay merupakan suatu bentuk
khusus dari pengontrol berbasis mikroprosesor yang memanfaatkan memori yang
dapat diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi dengan aturan tertentu dan
dapat mengimplementasikan fungsi-fungsi khusus seperti fungsi logika, sequencing, pewaktuan (timing),
pencacahan (counting) dan aritmetika dengan tujuan mengontrol mesin-mesin dan
proses-proses yang akan dilakukan secara otomatis dan berulang-ulang. Smart
relay ini dirancang sebaik mungkin agar mudah dioperasikan dan dapat diprogram
oleh non-programmer khusus. Oleh karena itu perancang smart relay telah
menempatkan sebuah program awal (interpreter) di dalam piranti ini yang
memungkinkan pengguna menginput program-program kontrol sesuai dengan kebutuhan
mereka dalam suatu bentuk bahasa pemrograman yang relatif sederhana dan mudah
untuk dimengerti dan dapat diubah atau diganti dengan mudah sesuai dengan
kebutuhan. Pemrograman yang digunakan pada smart relay telemecanique adalah
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara menggunakan tombol-tombol
yang terdapat pada smart relay sehingga dapat mengubah program secara langsung
dengan smart relay tersebut. Selain itu pemrograman juga dapat menggunakan
komputer yang menggunakan software "Zelio Soft 2".
Cara
kerja smart relay pertama adalah memeriksa kondisi input. Smart relay akan
memeriksa setiap input yang ada. Kemudian semuanya akan diinputkan ke dalam
memori. Langkah kedua adalah mengeksekusi program pada suatu instruksi.
Sehingga kerja smart relay adalah berdasarkan program. Setiap kondisi
ditentukan oleh programnya. Langkah terakhir smart relay mengatur status pada
perangkat keluaran. Dapat kita lihat bahwa smart relay sangat penting dalam
suatu proses. Keuntungan menggunakan Smart Relays adalah
• Pemrograman yang
sederhana. Dengan adanya layar LCD yang besar dengan backlight memungkinkan
dilakukannya pemrograman melalui front panel atau menggunakan Zelio Soft 2
Software
•
Instalasi yang mudah.
•
Harga lebih murah dibandingkan dengan menggunakan PLC.
• Fleksibel, kompak dan
dapat ditambahkan modul tambahan bila diperlukan, dual programming language, dan multiple
power capabilities (12VDC, 24VDC, 24VAC dan 120VAC).
• Open connectivity. Sistem Zelio dapat dimonitor secara jarak jauh
dengan cara menambahkan extension modul
berupa modem. Juga tersedia modul modbus sehingga Zelio dapat menjadi slave PLC dalam suatu jaringan PLC
2.2.1.
Smart
Relay Telemecanique SR3B261BD
Smart relay yang digunakan adalah merk
Telemecanique SR3B261BD yang dibuat oleh pabrikan Schneider. Smart relay ini
merupakan Smart relay modular yang dapat diexpand. Software yang digunakan
untuk Smart relay ini adalah Zelio Soft 2 yang menggunakan bahasa ladder
diagram atau bisa juga menggunakan function block diagram. Smart relay yang
digunakan dapat di expand sesuai dengan kebutuhan. Sehingga input maupun output
dapat ditambahkan pada Smart Relay ini. Smart relay ini juga memiliki layar
yang dapat digunakan untuk melihat maupun mengganti program yang telah diinput
ke dalam Smart relay ini. Pada layar tersebut juga terdapat backlight yang
digunakan untuk menerangi layar tersebut untuk memudahkan pembacaan pada layar
tersebut. Smart relay ini juga memiliki data backup yang dilakukan oleh EEPROM
Flash memory. Komunikasi yang digunakan adalah jaringan Modbus. Smart relay ini
memiliki range power supply yang 24 VDC. Batasan tegangan supplynya adalah
19,2-30 VDC. Arus nominalnya 70 mA tanpa extensions jika menggunakan extensions
180 mA.
Gambar 2.1. Smart Relay Telemecanique
SIZ3B261BD buatan Schneider Sumber : Schneider Electric (2007)
Dalam gambar di atas dapat kita lihat
terdapat layar yang dapat digunakan untuk melakukan pemrograman secara langsung
dan smart relay tanpa harus menggunakan perangkat komputer. Dengan adanya
tombol-tombol yang telah disediakan kita dapat memprogram dengan lebih mudah.
Gambar 2.2. Zelio smart logic modular
dan I/O module tambahan. Sumber : Schneider Electric (2007)
Zelio logic tipe modular yang dapat
ditambahkan module sesuai dengan kebutuhan. Tetapi penambahan module cukup
terbatas. Hanya sampai 40110 saja. Smart relay ini memiliki performa yang cukup
baik dibandingkan dengan Smart relay yang lain karena memiliki bentuk yang
kecil dan relatif lebih ringan dan memiliki jumlah input dan output yang cukup
banyak dibandingkan dengan Smart relay lain yang seukuran dan juga terdapat
layar untuk memudahkan pengontrolan. Programming dan instalasi yang mudah,
Zelio Logic sangat cocok untuk semua aplikasi. Zelio Logic ini juga fleksibel
menawarkan dua macam opsi, yang pertama adalah compact version dimana pada versi ini memiliki konfigurasi yang
fix, sedangkan untuk yang kedua yaitu Modular version, dapat ditambahkan Extension Modules serta 2 bahasa
programming (1-.BD atau ladder). Cara pemrograman dapat dilakukan dengan dua
cara :
• Secara independen,
menggunakan tombol-tombol pada Zelio Logic smart relay (ladder languange)
• Menggunakan
pemrograman pada PC menggunakan "Zelio Soft 2 2" software.
2.2.2.
Input
dan Output (I/O)
Smart relay ini memiki jumlah input 16 yang
terdiri dari analog dan digital dan memiliki output 10 relay normally open. Smart relay ini juga
dapat digabungkan dengan modul tambahan sehingga dapat memperbanyak jumlah
input maupun jumlah output sampai dengan total jumlah 40 110. Untuk discrete input memiliki tegangan nominal
24 V dan arusnya 4 mA dan untuk input analog 0-10 atau 0-24 VDC. Impedansi
inputnya 12KS2. Untuk response time jika menggunakan diagram ladder memerlukan
50 ms dan jika menggunakan block diagram memerlukan minimal 50 ms dan maksimal
255 ms, sedangkan untuk perangkat keluaran (output) terdapat 2 tipe
karakteristik yaitu relay dan transistor. Untuk relay tipenya adalah normally open yang akan menyala jika
diberi logic 1 dan akan mati jika diberi logic 0. Batas beroprasinya 5-30 VDC dan
24-250 VAC. Arus thermalnya 8 output bernilai 8A dan 2 output bernilai 5A.
Kapasitas switching minimal adalah
101nA. Time response untuk trip 10 ms dan untuk reset 5 ms. Untuk transistor
batas operasinya 19,2-30 V. Beban nominal tegangan 24 VDC dan arusnya 0,5 A.
Time respone untuk trip dan resetnya kurang dari 1 ms, I/O pada smart relay inl
dapat diberi modul tambahan sesuai dengan kebutuhan tetapi terdapat
keterbatasan dalam penambahan. Untuk analogue I/O extension modules dengan 4 I/O, suplai menggunakan 24 VDC, Discrete I/O extension modules dengan 6
,10, 14 I/O, suplai melalui Zelio Logic smart relay dengan voltage yang sama.
2.1.3.
Software Zelio Soft 2
Pemrograman
yang dipakai pada smart relay ini adalah menggunakan software zelio Soft 2,
Bahasa pemrograman yang dipakai adalah Ladder Diagram (LD) dan Function Block
Diagram (FED), Pada gambar 2.5 dapat kita lihat contoh layout program yang
menggunakan ladder diagram.
Gambar 2.3. LADDER language pada Zelio
Solt 2 Sumber : Schneider Electric (2007)
Pada
ladder language terdapat dua macam
simbol yang dapat digunakan yaitu ladder
symbol dan electrical symbol.
Pada ladder symbol terdapat 120 baris
yang dapat digunakan untuk program. Fitur-fitur yang ada adalah timer, yang
digunakan untuk menghitung delay baik on/off. Counter yang digunakan untuk
menghitung maju atau mundur. Analogue
comparator dan counter comparator
yang digunakan untuk membandingkan. Clock
yang digunakan untuk range waktu yang valid selama melakukan proses. Control
relay yang digunakan sebagai internal relay. Input dan output koil dan juga
terdapat kolom comment untuk memberi komentar pada tiap barisnya. Sedangkan
gambar 2.6 adalah contoh layout yang menggunakan FBD language. FBD menyediakan graphical programming yang berdasarkan kegunaan
dari function block.
Selain
itu Software ini juaa dapat digunakan untuk simulasi, monitoring, dan
pengawasan. Selain itu juga dapat mengupload dan mendownload program, dapat
dibuat dalam bentuk File, mengcompile, program secara otomatis, selain itu juga
terdapat menu on-line help.
Gambar
2.5 adalah gambar tampilan mode simulasi pada Zelio Soft 2 2 yang digunakan
untuk mensimulasikan program sehingga kita dapat mencoba program tersebut tanpa
menggunakan smart relay. Dengan mode ini kita dapat mengatur I/O nya pada real
time maupun accelerated time.
Sehingga kita dapat mengetahui kebenaran program tersebut tanpa harus
mengoneksikan smart relay terlebih dahulu.
Gambar 2.6. Mode monitoring windows
Sumber : Schneider Electric (2007, p.3)
Gambar
2.6. adalah gambar display monitoring. Dengan mode ini kita dapat mengeksekusi
program dengan smart relay. Mode ini diperlukan untuk mempermudah pengontrolan
dalam suatu plan. Pada mode ini kita dapat melakukan kontrol terhadap plan yang
ada seperti mengaktilkan input, output, control relay.
Gambar 2.7. Time program simulation
Zelio Soft 2 Sumber : Schneider Electric (2007, p.4)
Gambar
2.7. menunjukkan mode simulasi menyediakan program untuk di debug dengan
simulasi pada software workshop host
computer. Fungsi ini disediakan untuk simulator waktu yang dimodifikasi
dengan setting sampai 3 detik sebelum program dijalankan.
2.3 Variable Speed Drive
Aplikasi
variable speed banyak diperlukan dalam industri. Jika sebelumnya banyak
dipergunakan system mekanik, kemudian beralih ke motor slip/ pengereman maka
saat ini banyak menggunakan semikonduktor. Tidak seperti softstarter yang
mengolah level tegangan, inverter menggunakan frekuensi tegangan masuk untuk
mengatur speed motor. Seperti diketahui, pada kondisi ideal (tanpa slip).
RPM =
Dimana:
RPM :
Speed Motor (RPM)
F :
Frekuensi (Hz)
P :
Kutup motor (pole)
Jadi dengan memainkan perubahan
frekuensi tegangan yang masuk pada motor, speed akan berubah. Karena itu
inverter disebut juga Variable Frequency Drive. Prinsip kerja inverter
yang sedehana adalah :
- Tegangan yang masuk dari jala jala 50 Hz dialirkan ke board Rectifier/ penyearah DC, dan ditampung ke bank capacitor. Jadi dari AC di jadikan DC.
- Tegangan DC kemudian diumpankan ke board inverter untuk dijadikan AC kembali dengan frekuensi sesuai kebutuhan. Jadi dari DC ke AC yang komponen utamanya adalah Semiconduktor aktif seperti IGBT. Dengan menggunakan frekuensi carrier (bisa sampai 20 kHz), tegangan DC dicacah dan dimodulasi sehingga keluar tegangan dan frekuensi yang diinginkan.
Untuk
pemasangan inverter sebaiknya juga dipasang unit pengaman hubung singkat
seperti Seconductor Fuse atau bisa juga Breaker. Ini seperti pada pemasangan
softstarter hanya saja tanpa contactor bypass.
Pengontrolan
start, stop, jogging dll bisa dilakukan dengan dua cara yaitu via local dan
remote. Local maksudnya adalah dengan menekan tombol pada keypad di
inverternya. Sedangkan remote dengan menghubungkan terminal di board control
dengan tombol external seperti push button atau switch. Masing masing option
tersebut mempunyai kelemahan dan keunggulan sendiri sendiri.
Frekuensi
dikontrol dengan berbagai macam cara yaitu : melalui keypad (local), dengan
external potensiometer, Input 0 ~ 10 VDC , 4 ~ 20 mA atau dengan preset memori.
Semua itu bisa dilakukan dengan mengisi parameter program yang sesuai.
Beberapa
parameter yang umum dipergunakan/ minimal adalah sebagai berikut (istilah/nama
parameter bisa berbeda untuk tiap merk) :
- Display : Untuk mengatur parameter yang ditampilkan pada keypad display.
- Control : Untuk menentukan jenis control local/ remote.
- Speed Control : Untuk menentukan jenis control frekuensi reference
- Voltage : Tegangan Suply Inverter.
- Base Freq. : Frekuensi tegangan supply.
- Lower Freq. : Frekuensi operasi terendah.
- Upper Freq. : Frekuensi operasi tertinggi.
- Stop mode : Stop bisa dengan braking, penurunan frekuensi dan di lepas seperti starter DOL/ Y-D.
- Acceleration : Setting waktu Percepatan.
- Deceleration : Setting waktu Perlambatan.
- Overload : Setting pembatasan arus.
- Lock : Penguncian setting program.
Jika beban
motor memiliki inertia yang tinggi maka perlu diperhatikan beberapa hal dalam
acceleration dan deceleration. Untuk acceleration/ percepatan akan memerlukan
torsi yang lebih, terutama pada saat start dari kondisi diam.
Pada saat
deceleration/ perlambatan, energi inertia beban harus didisipasi/ dibuang.
Untuk perlambatan dalam waktu singkat atau pengereman, maka energi akan
dikembalikan ke sumbernya. Motor dengan beban yang berat pada saat dilakukan
pengereman akan berubah sifat menjadi “generator”. Jadi energi yang kembali ini
akan masuk ke dalam DC Bus Inverter dan terakumulasi di sana karena terhalang
oleh rectifier. Sebagai pengamanan, inverter akan trip jika level tegangan DC
Bus melebihi batas yang ditoleransi.
Untuk
mengatasi tripnya inverter dalam kondisi ini diperlukan resistor brake. Resistor brake akan membuang tegangan
yang lebih dalam bentuk panas. Besar kecilnya resistor brake ini sangat
tergantung dengan beban dan siklus kerja inverter.
2.4 Thermocople
Thermocouple
merupakan sensor suhu yang banyak dipakai di dunia perindustrian. Tipenya
terdiri dari berbagai macam, antara lain : Tipe B, R, S, K, E, J, T yang
disesuaikan dengan kebutuhan dunia industri. Disamping itu material protection tubenya pun tersedia dalam berbagai ukuran dan
jenis material dari SUS 304, SUS 316, SUS 310, Sandvik P4, Inconel 600, Inconel
800, Titanium, UMCO 50, Alsint 99.7%, Pythagoras, Silicon Nitride, dan Silicon
Carbide. Sedangkan untuk kabel dari thermocouple
ke transmitter umumnya dibuat 1 pair cable (2 kabel).
Adapun beberapa kelebihan yang dimiliki oleh Thermocouple, antara lain :
- Spesifikasi lebih beragam
- Biaya rendah (low cost), dan
- Kisaran temperatur luas sehingga dapat disesuaikan sampai temperature tinggi.
- Waktu respon cepat
Sedangkan kekurangannya terdiri dari :
- Sensitivitasnya rendah
- Membutuhkan suhu referensi
- Nonlinearity
Tetapi kekurangan utamanya terletak pada, terbatasnya akurasi
sistem kesalahan kurang dari 1º C yang sulit dicapai.
2.4.1 Metal Protection Tube
Material & Designation
|
Operating
Temperatur (º C)
|
Features
|
|
Continuous
|
Maximum
|
||
SUS 304
|
800
|
900
|
Heat resistance and good corrosion resistance
|
SUS 316
|
800
|
900
|
Acid resistance,
Alkali resistance and excellent corrosion resistance, High molybdenum content
|
SUS 310
|
950
|
1050
|
Distinguished by resistance to the effect of acida and impact
strength at high temperature
|
Sandvik P4
|
1100
|
1125
|
Heat resistance, abrasion resistance and anti-sulfur / for the use of
coment industrial
|
Inconel 600
|
1180
|
1125
|
High nickel, high chromium content for resistance to oxidizing and reducing
environment, for severely corosive environment at elevated temperatures
|
Inconel 800
|
870
|
1000
|
Strong and resistant
to oxcidation and carburization at elevated temp. resistant sulfur attack,
internal oxidation scaling and corrosion in wide variety of atmospheres
|
Titanium
|
1100
|
1150
|
Anti-Hnydrohioric acid. Anti-nitric acid.
Corrosion resistant, acid resistance better than Inconel 600
|
UMCO 50
|
1100
|
1200
|
Acid resistance and Alkali resistance batter than SUS 316 for the use of
cemical industry
|
2.4.2 Non Metal Protection Tube
Al2O2 99,8%
|
MULLITE
|
|||
Continuous
Temp. (º C)
|
Maximum
Temp. (º C)
|
Continuous
Temp. (º C)
|
Maximum
Temp. (º C)
|
|
1600
|
1950
|
1600
|
1950
|
|
Is the highest of alumina commercially
available and is both danse and fine grained. Because of it's overall
performance, it has be come the work horse of the aluminas in applications
such as noble metal thermocouple protection tube.
|
Is danse Mullite without a glassy binder
phase. It resists both chlorine and other halogen gases which attack silica
and alumina at high temperature.
|
BAB III
METODOLOGI
Pada Metodologi berisikan tentang
skema rencana penyelesaian Laporan Akhir dan pengerjaan alat, metode
penyelesaian masalah, dan diagram alir sistem kerja alat.
3.1 Skema
Rencana Penyelesaian Laporan Akhir
3.2 Metode
Penyelesaian Masalah
3.2.1 Cara Membuat Alat Pencetak Pipa Otomatis
Membuat alat pencetak pipa secara
otomatis adalah dengan menggunakan program smart relay yang mempunyai fungsi
sama seperti PLC namun I/O smart relay lebih sedikit. Smart relay berfungsi
sebagai kontrol utama mesin pencetak pipa untuk berproduksi. Smart relay
berfungsi mengontrol kinerja seluruh komponen mesin pencetak pipa.
3.2.2 Cara Membuat Heater yang Diatur Dengan
Thermocouple
Heater berfungsi sebagai komponen
peleleh bahan PVC, namun heater panas yang dihasilkan oleh heater tidak boleh
sembarangan. Karena apabila suhu yang dihasilkan oleh heater terlalu panas akan
menjadikan bahan PVC gosong, dan apabila heater menghasilkan suhu yang kurang
panas maka akan merusak ekstruder dan barel. Sebab tekanan yang diberikan oleh
bahan PVC yang terus terdorong oleh ekstruder.
Untuk menyiasati hal tersebut maka
suhu yang harus dihasilkan oleh heater tidak boleh sama. Heater yang terpasang
dalam mesin pencetak pipa ada 3, heater 1 adalah heater yang terletak dekat
input bahan bersuhu tidak terlalu panas. Pada heater 2, suhu diseting lebih
panas melebihi heater 1, karena pada
heater 2 terdapat saringan yang menyaring bahan PVC dari benda-benda asing yang
dapat mengurangi kualitas pipa. Dan heater 3, suhu diseting sangat panas dan
sanggup melelehkan bahan PVC dengan sempurna.
Suhu heater 1, 2 dan 3 kerjanya
diatur oleh thermocouple. Pada saat heater sudah mencapai posisi suhu yang
ditentukan, maka thermocouple akan menghentikan kerja heater untuk sementara
waktu, dan pada saat itu blower hidup untuk menurunkan suhu pada ekstruder. Dan
setelah beberapa saat setelah suhu mencapai range yang telah ditentukan maka
heater kembali bekerja dan blower mati kembali. Hal tersebut terjadi terus menerus.
3.2.3 Membuat Mesin Penarik Press Yang Sinkron Dengan
Keluaran Pipa.
Pengaturan
kecepatan penarik press haruslah sama dengan keluaran pipa, hal tersebut
bertujuan untuk mengurangi atau meminimalisir terjadinya pipa reject. Terjadinya pipa reject karena
ketidak sinkronnya keluaran pipa dari ekstruder
dengan putaran mesin penarik press. Apabila mesin penarik press terlalu
cepat dari keluaran pipa, maka menghasilkan pipa yang berlubang atau sobek.
Apabila mesin penarik press terlalu lambat putarannya dari keluaran pipa maka
menghasilkan pipa yang berkerut atau bergelombang sehingga permukaan pipa tidak
rata dan tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Oleh
karena itu untuk mengatur kecepatan dari mesin penarik press yang sinkron
dengan keluaran pipa dari ektruder dengan menggunakan Variable Speed Drive (VSD).
Variable Speed Drive (VSD) di hubungkan dengan motor penarik press dan sebuah
sensor yang letakkan pada keluaran pipa yang selalu memonitor keluaran pipa
sehingga putaran mesin penarik press sinkron dengan keluaran pipa.
sip2
BalasHapusjempuol
terima kasih atas data2 mengenai smart relaynya.
BalasHapussukses terus!